Tiga daerah tersebut sengaja menjadi tempat pelarian sekaligus untuk merekrut anggota baru. Apalagi, Magetan, Madiun, dan Jombang dinilai memiliki beberapa kelompok radikal, demikian klaim Sekretaris Kominda Zaenal Muhtadien, Kamis (29/9/2011).
“Informasinya, jaringan ini melebur ke beberapa kelompok untuk mengamankan diri sekaligus mencari anggota baru,” kata Zaenal yang juga kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur ini.
Namun, dengan sok alasan kerahasiaan, Zaenal enggan merinci kelompok mana saja yang menjadi sasaran persembunyian jaringan ini.
Ia mengatakan bahwa informasi tersebut telah diteruskan kepada kepolisian, TNI maupun kejaksaan. Tak hanya itu, aparat kepolisian dan TNI saat ini juga diminta memperketat pengamanan di tiga daerah yang dimaksud.
Bahkan pengetatan telah dilakukan dengan memperbanyak melakukan sweeping, menjaga seluruh objek vital yang ada, serta selalu mengembangkan setiap informasi dari tiga daerah itu.
“Untuk saat ini, semua pengamanan di Jatim ditingkatkan, hanya khusus tiga daerah itu kita perkuat,” imbuhnya.
Selain tiga daerah itu, Kominda juga mendapatkan informasi jika beberapa daerah di kawasan Pantura, seperti Lamongan dan Tuban, juga akan dijadikan tempat persembunyian.
“Kita sudah koordinasi. Saat ini semua mata kominda kita pasang,” pungkasnya.
Sebelumnya, pasca pemboman gereja di Solo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan daerahnya dalam keadaan siaga satu. Dengan peningkatan status tersebut, Soekarwo minta seluruh aparat, baik TNI maupun Polri melakukan peningkatan kewaspadaan dan keamanan wilayah.
sumber
