Bangunan Masjid Ohio atau Noor Islamic Center di Dublin, Ohio, Amerika Serikat, dirancang tidak seperti masjid pada umumnya. Selintas bangunan salah satu pusat ibadah kaum Muslim terbesar di AS yang baru dibangun itu tidak terlihat seperti masjid.
Menurut salah seorang pendirinya, Khaled Farag, bangunan itu sengaja dirancang sedemikian agar tidak tampak sebagai masjid jika dilihat dari kejauhan. “Kami pergi ke arsitek dan menjelaskan bahwa kami tidak ingin bangunan yang tampak sebagai masjid,” kata Khaled Farag.
“Kami menginginkan sesuatu yang sesuai dengan lingkungan perumahan. Kami ingin sebuah masjid khas Amerika,” kata Farag. Masjid dan Pusat Islam Noor ini sengaja tidak memiliki menara.
Hasilnya adalah kontradiksi budaya: sebuah bangunan yang tidak segera dikenali sebagai rumah ibadah umat Islam, padahal masjid yang dilengkapi fasilitas yang berfungsi sebagai museum interaktif yang buka tujuh hari seminggu tentang keislaman.
“Ini bukan masjid dalam bentuk tradisional, karena ini bukan sekadar masjid,” kata Abdul Aburmaieleh, seorang jamaah. “Sebagai tempat shalat hanyalah salah satu fungsinya. Ini adalah pusat komunitas, pusat budaya.”
Adil atau tidak, umat Islam membangun masjid baru memang selalu menjadi sorotan ketimbang ketika umat Kristen mendirikan gereja baru.
Jumlah umat Islam di Central Ohio terus meningkat menjadi lebih dari 25.000 atau lebih dari dua kali lipat dari 10 tahun yang lalu. Angka sensus menunjukkan, mayoritas berasal dari Somalia, lalu imigran dari Mesir, Irak, Libanon, Suriah, serta dari negara-negara lain.
Sekitar 2.000 orang menghadiri shalat Jumat di Masjid Ohio yang juga menggelar berbagai pengajian, menyediakan klinik kesehatan, bimbingan, dan kelas akhir pekan belajar bahasa Arab untuk anak-anak. Pihak masjid juga mengadakan kelas khusus untuk non-Muslim yang ingin mengenal Islam lebih dekat.
sumber