-  Percakapan ini terjadi antara saya dengan teman Kristen Protestan yang  sangat fanatik. Sebut saja namanya Fai, bukan nama sebenarnya. Dia  adalah wanita yang baik dan sangat taat pada ajaran yang dianut. Pada  suatu ketika, wanita yang berasal dari kota Kediri-Jatim ini  ingin  sedikit mengkritisi islam, dengan menilai LDII yang terdapat di kotanya  sebagai sampel. Namun secara pelan dan santun saya jelaskan tentang  sesatnya Islam Jama’ah alias Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Dia  bisa menerima penjelasan-penjelasan sederhana yang saya presentasikan,  saya menghormati teman satu ini karena sifatnya yang dewasa dan santun  setiap terlibat diskusi dan perdebatan.
Dalam sebuah pertemuan saya dengannya di  sebuah taman, saya sengaja bertanya secara detil mengenai sekte dan  alirannya. Dengan datar dijawabnya, “Saya ini Kristen Protestan yang  aktif di gereja Hong Kong Island.”
Ketika itu saya ceritakan, bahwa  sebelumnya saya pernah beberapa kali duduk dalam gereja yang  berbeda-beda dan mendengarkan kajian pendeta, mulai dari pendeta asal  Indonesia, Malaysia, Korea maupun Jerman, yang dari ke semua pendeta  tersebut mahir berbahasa Indonesia, saya ceritakan pula, pendeta-pendeta  ini gigih menyebarkan ajaran Kristen.
Dari sekte-sekte Kristen di Hong Kong, Saksi Yehuwa (Jehovah’s Witness)   yang paling gigih berburu pengikut di setiap kesempatan. Selesai saya  bercerita, Fai memberikan komentar datar dan wajahnya menggambarkan  kemarahan, “Mereka sekte-sekte sesat, terutama saksi Yehuwa, mereka  adalah paham setan yang sesat,” ujarnya ketus.
“Kenapa mereka kok disebut setan dan sesat?” tanya saya hati-hati.
Fai menjelaskan panjang lebar terhadap  saya. Menurutnya, Saksi Yehuwa sesat atau paham setan, karena tidak mau  hormat pada bendera, tidak menuhankan Yesus, dan mereka menggunakan uang  sebagai pelicin jalan gerakan penyebaran agamanya. Mereka juga  mewajibkan membayar dengan bayaran mahal bagi yang mampu mengajak  pengikut. Bayaran itu akan bertambah seiring banyaknya jumlah orang yang  mau diajak ikut dalam sektenya.
Fai bercerita juga bahwa bos Saksi  Yehuwa adalah pengusaha kaya raya yang siap membeli pengikut. Semua  jemaat gerejanya hidup dengan materi cukup.
Saya terdiam lalu tersenyum di hadapan  Fai, mengucapkan terimakasih atas penjelasannya. Waktu itu saya langsung  berpikir, “Jadi sesama Kristen itu saling menuduh sesat?”
Menuhankan Yesus aja sudah sesat, tetapi masih menyesatkan sesama jemaat sesat?sumber

