BEKASI – Untuk memurtadkan umat Islam, pihak walan tardho menghalalkan segala cara. Tak segan-segan, misionaris domplengi program Mobil Pintar untuk menyusupkan misi kristenisasi di beberapa SD Negeri dan SD Islam Bekasi beberapa waktu lalu. Tindakan ilegal ini jelas pelanggaran hukum dan berbahaya bagi kerukunan hidup antarumat beragama di Bekasi yang mayoritas Muslim.
Hal itu ditegaskan Drs. Sukarmawan, M.Biomed, Kepala Dinas Pendidikan Bidang PNFI (Pendidikan Non Formal dan Informal) Kabupaten Bekasi.
Secara prosedural, jelas Sukarmawan, segala program luar sekolah yang akan masuk ke sekolah-sekolah harus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi bidang PNFI. Minimal mereka koordinasi dengan institusi terdekat yang punya wilayah, yaitu UPTD Tambun Selatan. “Tidak boleh sembarangan. Jangankan Mobil Pintar, ada rencana mau tes kesehatan guru dari lembaga lain saja izin dulu ke UPTD,” ujarnya kepada voa-islam.com, Senin (17/10/2011).
Terkait aksi Mobil Pintar yang masuk ke delapan sekolah dasar di wilayah Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, Sukarmawan memastikan bahwa program itu ilegal karena tidak tercatat di Dinas Pendidikan Bidang PNFI Kabupaten Bekasi. “Kita tidak ada koordinasi dengan program Mobil Pintar. PNFI tidak ada program apalagi instruksi Mobil Pintar masuk ke sekolah-sekolah. Kita baru dalam proses pengajuan ke pusat untuk pengadaan taman-taman bacaan masyarakat (TBM). Kita akan gandengan perusahaan-perusahaan untuk pengadaan mobil perpustakaan keliling, bukan Mobil Pintar. Jadi kita tidak ada program Mobil Pintar itu,” tegasnya. “Kalau mengatasnamakan mobil pintar atau mobil perpustakaan keliling, mana rekomendasinya dari PNFI?”
Selain ilegal, jelas Sukarmawan program Mobil Pintar yang melakukan pemurtadan di Bekasi juga melanggar hukum. “Ini ilegal dan pelanggaran hukum karena tidak mengindahkan ketentuan terkait pengaturan masalah beragama baik Peraturan Bersama Menteri maupun Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB),” tuturnya.
Karenanya, Sukarmawan mengimbau seluruh pihak terkait untuk menyelidiki keberadaan Mobil Pintar ilegal itu. “Harus ditelusuri oknum yang mengatasnamakan mobil pintar itu di mana adanya. Dari mana datangnya, siapa itu orang di balik itu? Siapa dalangnya yang mempunyai skenario seperti itu?” tandasnya. “Ini harus ditelusuri dan diinvestigasi. Kita akan konfirmasi kepada Kepala UPTD Tambun Selatan, lalu investigasi ke SD-SD yang disinggahi Mobil Pintar,” tambahnya.
Sukarman juga mengecam keras insiden bernuansa SARA yang dilakukan oleh oknum misionaris dengan penyebaran agama lain kepada siswa yang sudah beragama itu. Menurutnya, hal ini bisa meresahkan warga Bekasi yang mayoritas Muslim. “Kita jadi penasaran siapa yang terindikasi melakukan kegiatan misionaris atau kristenisasi seperti yang diberitakan itu. Penyebaran agama lain kepada orang yang sudah beragama di sekolah-sekolah adalah hal sensitif yang memicu ketersinggungan. Apalagi daerah Tambun Selatan itu mayoritas Muslim,” ujarnya.
Sementara itu, praktisi pendidikan luar sekolah Muhammad Faisal MMPd mengecam keras aksi pemurtadan yang dilakukan secara licik oleh misionaris berkedok Mobil Pintar. Menurutnya, para misionaris itu telah mencoreng dunia pendidikan dengan kejahatan bernuansa SARA. “Mobil pintar yang disalahgunakan oleh misionaris ini jelas pembunuhan karakter pendidikan. Mereka terang-terangan melakukan edukasi di dunia pendidikan,” ungkapnya kepada voa-islam.com, Selasa (18/10/2011).
Karenanya, Faisal mendesak aparat untuk segera mengungkap siapa oknum misionaris yang telah memprovokasi dunia pendidikan dengan isu SARA itu. “Dalam hal ini aparat wajib menangkap dan menindak tegas provokator yang memakai mobil pintar itu. Mereka nyata-nyata mendompleng Mobil Pintar sebagai ajang Kristenisasi terselubung,” tegas Faisal yang juga Pembina Gerakan Pelajar Anti Pemurtadan Bekasi (GPAPB) itu.
Sebelumnya diberitakan voa-islam.com, insiden bernuansa SARA dilakukan sekelompok misionaris di beberapa SD Negeri dan SD Islam di Kabupaten Bekasi, hari kamis (6/10/2011), antara lain: SDN Mangunjaya 01, SDN Mangunjaya 05, SDN Mekarsari 03, SDN Mekarsari 06, SDN Mekarsari 07, SDN Mekarsari 08, SD Islam Al-Hikmah, dan masih banyak lagi. Modusnya, belasan misionaris ini masuk ke sekolah-sekolah menawarkan program edukasi dan motivasi yang mendompleng program Mobil Pintar yang digagas Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Dalam aksinya, belasan misionaris ini menyebarkan kekristenan melalui cerita-cerita, renungan dan lagu-lagu Kristen. Yang membuat resah pihak sekolah, para misionaris ini membagi-bagikan tas dan alat tulis bercorak Kristen yang memuat ayat-ayat Bibel. Prosesi puncaknya, para misionaris itu melakukan doa pemberkatan dan menciprati siswa-siswi SD dengan air yang mereka yakini sebagai air suci. Pihak guru dan beberapa ustadz pakar kristologi, menyebut prosesi itu sebagai pembaptisan.
Menurut Bernard Abdul Jabbar, mantan misionaris yang sekarang hijrah menjadi Muslim taat, di beberapa denominasi gereja terdapat prosesi baptis dengan pencipratan air. “Di Kristen ada berbagai prosesi baptis, di antaranya baptis selam dan baptis percik,” jelas Bernard yang juga Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bekasi itu. SUMBER