
Al-Arabi menyebut keputusan Israel tersebut sebagai "skandal pelanggaran hukum internasional" dan mengatakan bahwa langka Israel itu membuktikan kurangnya keinginan Israel untuk perdamaian, DPA melaporkan pada hari Kamis kemarin (29/9).
Dia lebih jauh mengkritik kebijakan AS di kawasan itu, mengatakan AS telah gagal untuk bertindak sebagai mediator antara Israel dan Palestina dan mengakhiri konstruksi pemukiman ilegal.
Sementara itu, juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya pada Rabu lalu menolak seruan internasional untuk mencabut kembali keputusan rencana pembangunan pemukiman baru itu.
Mark Regev mengatakan bahwa Gilo dibangun di atas tanah yang dikuasai oleh Israel pada tahun 1967 dan situs tersebut bukan pemukiman ataupun pos pemukiman, tetapi lingkungan yang merupakan bagian integral dari pusat al-Quds.
Israel mencaplok wilayah tersebut setelah menguasainya, tetapi langkah itu tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
sumber