AMBON – Dengan persiapan yang sangat matang, perusuh Salibis berusaha menyerang dan membakar kampung Islam. Namun Allah menurunkan bala tentara berupa hujan lebat untuk menggagalkan makar salibis.
Peristiwa penyerangan pemukiman muslim di Jalan Baru pada Kamis (20/10/2011) lalu, membuka mata dunia bahwa perusuh Salibis Ambon lebih siap perang daripada kaum muslimin. Baik dari sisi jumlah pasukan maupun perlengkapan kaum Nasrani lebih unggul daripada kaum Muslimin. Pihak Salibis selaku penyerang yang aktif sedangkan kaum muslimin hanya bertahan dengan kekuatan apa adanya.
Alhamdulillah, saat terjadinya serangan buta itu Allah menurunkan pertolongan-Nya berupa hujan lebat pada sekitar pukul 04.30 WIT. Hujan deras di luar dugaan itu otomatis menyurutkan mobilitas pasukan salibis, sehingga tidak banyak rumah milik kaum muslimin yang bisa dibakar. Hanya ada tiga rumah Muslim yang berhasil dibakar Salibis.
Peristiwa penyerangan Jalan Baru itu hanyalah salah satu gambaran kesiapan kaum salibis untuk melancarkan perang.
Fakta-fakta Salibis Siap Perang
Inilah fakta-fakta yang membuktikan bahwa kaum Salibis Ambon sudah memiliki kesiapan yang jauh lebih matang daripada kaum muslimin dalam menghadapi peperangan:
1. Tiga hari sebelum para Salibis melancarkan penyerangan terhadap warga Muslim di Jalan Baru, aparat keamanan mendapatkan 24 bom rakitan dari sebuah rumah di kampung Kristen Kudamati, tepatnya di Lorong Farmasi.
2. Adanya pengangkatan Panglima Perang Salibis berinisial NH di desa Kudamati. Penobatan Panglima Perang ini mempertegas bahwa pihak Salibis benar-benar telah mempersiapkan perang dengan matang baik dari sisi organisasi paramiliter yang didukung oleh perlengkapan dan logistik.
3. Dua anggota Laskar Kristus tertangkap tangan membawa senjata api rakitan dan amunisi. Franky siwalete dan Raimon Tenu –keduanya adalah anggota Laskar Kristus yang berdomisili di Kampung Kristen Batu Gantung Dalam– tertangkap di depan Rumah makan Coto Anda jalan AY Patty Ambon dengan membawa 2 pucuk senjata api rakitan, sepuluh butir amunisi kaliber 38 mm dan uang tunai 7 juta rupiah.
Perlu diketahui bahwa jalan AY Patty Ambon ini berdekatan dengan pemukiman muslim, dan merupakan jalan yang langsung menuju Masjid Al-Fatah, desa Waihaong dan Talake.
Jadi, bukan faktor kebetulan jika dua anggota Laskar Kristus tersebut membawa senjata di daerah perbatasan. Dalam kondisi rusuh menjelang penyerangan warga Muslim, tentunya bisa diperkirakan bahwa mereka mempunyai niat tertentu yang tidak baik. sumber