AMBON – Masih belum pupus trauma Muslim Ambon pasca serbuan Salibis dalam tragedi 9/11 yang menewaskan para pemuda Islam dan menghanguskan masjid beserta ratusan rumah Muslim. Kini beredar video pelatihan militer Salibis Ambon, langkap dengan senjata api, granat dan orasi-orasi menantang perang.
Kini di Ambon marak beredar video pelatihan militer teroris salibis. Para tokoh militer dalam video berdurasi 6 menit 21 detik ini berusaha menggalang dukungan perang bahasa Belanda. Karenanya, beberapa tokoh Ambon menduga video ini dibuat untuk melakukan penggalangan dana atau donasi dari pihak luar seperti Belanda.
Wartawan voa-islam.com sendiri mendapat laporan video itu dari HP warga Batu Gantung Ambon.
Tampak dalam video tersebut seorang lelaki bernama Freddy yang memakai ikat kepala merah simbol perang. Dengan berapi-api Freddy bekata, “We already promise we will make this war until our save here for the second time” (Kami sudah berjanji kami akan membuat perang ini sampai kami simpan di sini untuk kedua kalinya).
Tayangan berikutnya dalam video tersebut juga diperlihatkan pasukan-pasukan salibis tersebut sedang menyandang senapan otomatis M-16, granat nanas, laras pendek FN dan senjata lainnya. Dengan gaya jagoannya, mereka memamerkan latihan menembak dengan menggunakan senjata otomatis M-16.
Dengan latar belakang latihan perang itulah, salah seorang pemimpin mereka yang bernama A. Wattimena berujar dengan lantang, “Kita sudah punya komitmen, kita akan perang sampai Tuhan datang!”
Adegan itu disusul dengan testimoni Fanny Souissa yang mengaku sebagai seseorang sniper. Menurut sumber terpercaya, ia adalah anggota Brimob aktif. Sambil memperlihatkan luka tembak di tangan (dua jarinya putus dan dibungkus perban) Souissa bercerita bahwa ia ditembak TNI saat menjadi sniper di desa Betlehem. Dengan suara berapi-api, ia mengajak semua warga Kristen berdarah Maluku untuk datang ke Ambon. Bahkan dengan sombongnya ia menantang siapa saja untuk datang ke Ambon dan berkelahi sampai mati. “Sekarang ini kalau mau bakalahi datang ke Maluku ke Ambon sini,” ujarnya.
Tak sampai di situ saja, dengan lebay pasukan salibis itu berceloteh memutarbalikkan fakta dan memfitnah dengan keji dengan mengatakan bahwa orang-orang Islam lebih dahulu menyerang, membakar gereja dan membunuh orang-orang Kristen.
Adegan terakhir disudahi dengan suasana perang yang dihiasi dengan suara tembakan berulang-ulang. Seorang pemuda berbaju putih berkata dengan nada tinggi, "Sampai Belanda bilang kirim amunisi, kirim senjata, kirim bom!"
Akankah aparat kepolisian masih punya nyali –seperti ketika memberangus, menangkap dan menembak mati para aktivis Islam ketika melakukan i’dad di Aceh– menjadikan video ini sebagai barang bukti untuk menyeret para pasukan Salibis bersenjata api dan bom sampai ke akar-akarnya? Kita tunggu saja. [taz/ahmed widad]