"Semua toko komputer dilarang menjual game ilegal ini," kata seorang wakil dari divisi keamanan dan intelijen polisi Iran yang tidak disebutkan namanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh mingguan Ashar-e Ertebat.
Majalah IT berbasis di Teheran itu memperingatkan semua toko untuk mematuhi larangan tersebut.
"Battlefield 3" sendiri dibuat oleh perusahaan videogame AS Electronic Arts (EA), didasarkan pada fiksi di masa depan di mana pemain mengambil peran sebagai marinir AS untuk meyelesaikan misi tempur di Paris, New York dan Teheran.
Permainan itu- merupakan judul game EA terlaris- dapat dimainkan sebagai operasi tentara solo atau sebagai misi kelompok sampai dengan 24 pemain online.
Skenario misi di Teheran tersebut agaknya menyinggung otoritas di Iran. Di game tersebut digambarkan pasukan AS melawan milisi yang bermusuhan di dekat perbatasan Irak-Iran kemudian pindah ke Teheran di bawah ancaman nuklir.
Pertempuran senjata intens digambarkan di terjadi lokasi-lokasi militer, industri dan berbagai area perkotaan di Teheran, termasuk Grand Bazaar yang bersejarah.
Menurut EA, lima juta salinan "Battlefield 3" terjual dalam waktu sepekan sejak diluncurkan pada 25 Oktober. EA tidak memiliki reseller di Iran. Tapi salinan bajakan dari semua videogame utama dan perangkat lunak komputer tersedia secara luas.
..Polisi Iran mengawasi tempat-tempat umum "menggerebek (beberapa toko) dan menangkap pemiliknya kerena menjual permainan tersebut diam-diam" bahkan sebelum larangan tersebut menjadi umum..Ini adalah pertama kalinya sebuah larangan resmi atas game tersebut dilaporkan. Tapi beberapa pemilik toko komputer mengatakan mereka telah menolak menyimpan " Battlefield 3" sejak dirilis, mengantisipasi tindakan keras atas hal itu.
"Saya tidak memiliki salinan dari permainan tersebut ," kata Hamid, seorang pemilik toko yang meminta nama terakhirnya tidak digunakan.
Polisi Iran mengawasi tempat-tempat umum "menggerebek (beberapa toko) dan menangkap pemiliknya kerena menjual permainan tersebut diam-diam" bahkan sebelum larangan tersebut menjadi umum, katanya
AFP tidak dapat mengkonfirmasi klaim tersebut.
Kantor berita Fars mengatakan, permainan itu juga memicu protes online oleh sekelompok "pemuda Iran."
"Kami memahami bahwa kisah dari videogame tersebut adalah hipotetis ... (tapi) kami percaya game ini sengaja dirilis pada saat AS mendorong masyarakat internasional untuk takut kepada Iran," kata kelompok itu dalam sebuah petisi online, dengan lebih dari 5.000 penandatangan sejauh ini.
sumber