Gara-Gara Nama Batal ke Amerika, Padahal Robotnya Juara, Gara-Gara Nama Batal ke Amerika, Padahal Robotnya Juara berikut artikel Gara-Gara Nama Batal ke Amerika, Padahal Robotnya Juara Robotnya menjadi juara dalam sebuah kontes robot cerdas di Amerika beberapa waktu lalu. Namun siapa sangka yang membuatnya justru tertahan di Indonesia. Namanya Muhammad Yazid al Qahar,mahasiswa jurusan Tehnik Informatika tingkat 2 pada Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung ini harus memendam kecewa.Alasannya meski robot buatannya keluar sebagai juara namun nyatanya ia sendiri tidak bisa menyertainya serta menerima piala.
Pasalnya baik visa maupun paspornya tidak juga dikeluarkan pihak Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. Meski Yazid demikian ia akrab di panggil, telah mengajukan pembuatan visa maupun paspor sejak awal Januari 2012 lalu. Namun nyatanya hingga menjelang keberanggkatannya Mei 2012 visanya tidak kunjung keluar. Padahal milik rekan satu timnya hanya cukup satu hari langsung keluar.
“Waktu itu petugas memanggil dan menjelaskan bahwa visa saya belum bisa keluar karena masih perlu data tambahan.Sayap un menerima saja,toh katanya maksimalnya hanya dua bulan saja,masih ada waktu,”kenang Yazid kepada hidayatullah.com saat ditemui di kampusnya,Senin (21/5/2012).
Namun hingga batas keberangkatannya ke Amerika untuk mengikuti kontes robot cerdas internasional bareng rekan-rekannya,pihak kedutaan tidak kunjung mengeluarkan visa tersebut.Ia hanya pasrah ketika rekan-rekan satu timnya mulai meninggalkannya.Beberapa pihak termasuk rekan-rekannya menduga tidak keluarnya visa Yazid berkenaan dengan namanya.Bisa jadi ya,mengingat Amerika hingga kini masih phobia jika berkaitan dengan Islam,meski hanya sekedar nama saja.
“Resminya saya ga tahu,kenapa hingga sekrang visa saya tidak keluar?. Karena hingga sekarang tidak ada penjelasan.Juga belum pernah di mintai keterangan untuk tambahan data. Saya ga ngerti,ya mungkin juga karena nama saya,”jelas Yazid sambil tersenyum.
Dugaan tersebut bisa benar dan beralasan, mengingat robot buatan Yazid yang diberi nama DU 116 SGR V12 yang keluar sebagai juara tersebut mempunyai kelebihan dan spesifikasi . Yazid menjelaskan robot tersebut mempunyai kemampuan sebagai anti rudal, bisa mendeteksi sesuatu benda asing dan berbahaya hingga bisa di gunakan sebagai penembak jitu. Namun pemuda 19 tahun asal Dumai, Riau tersebut menolak jika robot buatannya untuk hal-hal negatif.
Menurutnya suatu benda termasuk robot cerdasnya, tergantung penggunaannya. Sesuatu yang bermanfaat bisa juga digunakan untuk kejahatan jika penggunanya menginginkannya.Namun dirinya berharap karyanya bisa memberi kemanfaatanya yang lebih besar.
Yazid pun tidak menyesal akan nama pemberian orang tuanya tersebut. Ia juga sependapat jika nama adalah doa bagi pemiliknya. Setidaknya itu ia rasakan sendiri sejak kecil hingga meraih prestasi internasional seperti sekarang ini.
“Saya sendiri banyak mendapat inspirasi usai shalat atau membaca Al Qur’an.Misalnya saya sering menemukan rumus algoritma yang rumit untuk robot saya tersebut,”ungkapnya.
Dirinya juga tidak takut atau kawatir jika namanya sampai dikaitkan dengan aktivitas teroris. Iapun yakin masa depannya termasuk peluangnya dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai terganggu. Baginya menjadi seorang muslim harus bangga dengan kemuslimannya termasuk aktivitasnya yang bermanfaat.
“Tidaklah kalau sampai harus mengubah nama hanya karena agar bisa ke Amerika.Saya juga tidak yakin kalau nama saja membawa resiko,”pungkas Yazid dengan tawa.*
sekian artikel Gara-Gara Nama Batal ke Amerika, Padahal Robotnya Juara, bila artikel Gara-Gara Nama Batal ke Amerika, Padahal Robotnya Juara ini bermanfaat,raih amal shaleh sebarkan berita ini