Headlines News :
Home » » Sejumlah Warga Yahudi AS Ikut Armada Kapal Menuju Gaza

Sejumlah Warga Yahudi AS Ikut Armada Kapal Menuju Gaza

Written By ASEP KUMIS on Rabu, 22 Juni 2011 | 6/22/2011 02:47:00 AM



 


Hidayatullah.com--Sejumlah warga Yahudi Amerika akan naik sebuah kapal AS yang berencana mengambil bagian dalam armada sekitar 10 kapal yang berusaha menerobos blokade laut Israel terhadap Jalur Gaza pada bulan ini, kata seorang penyelenggara, Senin (20/6).

"Kami mencari keadilan bagi Gaza," kata Leslie Cogan kepada wartawan, dengan menambahkan bahwa kapal itu akan membawa 36 penumpang, empat orang awak, dan sembilan wartawan ketika melakukan pelayaran menuju wilayah kantung kecil Palestina tersebut.

Ia mengatakan, 28 persen penumpang adalah warga Yahudi Amerika, lapor AFP.
Penulis dan peraih penghargaan Pulitzer, Alice Walker, 86, yang ayahnya meninggal sebagai korban holocaust, ikut bergabung dengan kapal tersebut.

"Penting diketahui bahwa orang Yahudi berada di kapal ini... Lobi Yahudi di negara ini sangat kuat," kata pengacara tenaga kerja New York, Richard Levy, yang juga seorang Yahudi.

"Kami tidak bisa mendukung blokade Israel yang secara moral dan hukum tidak bisa didukung... Tidak boleh ada lagi orang yang dibantai atas nama Yahudi," tambahnya.

Kapal AS itu, The Audacity of Hope, akan berlayar dari Athena untuk bergabung dengan sekitar 10 kapal yang membawa sekitar 500 hingga 600 aktivis pro-Palestina dari 22 negara, kata Cogan.

Kapal-kapal itu meninggalkan berbagai pelabuhan Laut Tengah 20 Juni sebagai bagian dari "Armada Kebebasan II" yang bertujuan menerobos blokade Israel.

Armada itu akan berusaha mencapai Jalur Gaza, setahun setelah upaya armada sebelumnya berakhir ketika pasukan Israel menyerbu kapal pemandu dan membunuh sembilan aktivis Turki.

Israel telah berjanji akan melakukan segala sesuatu untuk mencegah armada kapal internasional mencapai Jalur Gaza, meski kapal-kapal itu mungkin tidak membawa senjata.

Para pejabat Israel mengatakan, armada kapal bantuan bisa digunakan sebagai selubung untuk membantu memasok senjata bagi Hamas, kelompok pejuang garis keras Palestina yang menolak mengakui Israel dan menembakkan roket serta mortir ke negara Yahudi tersebut –sebagai balasan akibat Zionis selalu membunuhi rakyat Palestina.

Palestina menganggap blokade laut Israel itu tidak sah dan semakin memperparah ekonomi Gaza yang terbelakang.

Israel menjadi sorotan dunia setelah serangan mematikan terhadap armada kapal bantuan tujuan Gaza pada Mei 2010.

Laporan yang dikeluarkan Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada 22 September menyebutkan, ada "bukti jelas untuk mendukung penuntutan" terhadap Israel karena pembunuhan dan penyiksaan yang disengaja dalam serangan Mei yang menewaskan sembilan aktivis Turki itu.

Israel menolak laporan itu dengan menyebutnya sebagai bias dan mendukung satu pihak dan menekankan bahwa mereka bertindak sesuai dengan hukum internasional.

Pasukan komando Israel menyerbu kapal-kapal dalam armada bantuan yang menuju Jalur Gaza pada 31 Mei 2010. Sembilan aktivis Turki pro-Palestina tewas dalam serangan di kapal Turki, Mavi Marmara, yang memimpin armada kapal bantuan itu menuju Gaza.

Israel berkilah bahwa penumpang-penumpang kapal itu menyerang pasukan, namun penyelenggara armada kapal itu menyatakan bahwa pasukan Israel mulai melepaskan tembakan begitu mereka mendarat.

Hubungan Israel-Turki terperosok ke tingkat terendah sejak kedua negara itu mencapai kemitraan strategis pada 1990-an akibat insiden tersebut.

Turki memanggil duta besarnya dari Tel Aviv dan membatalkan tiga rencana latihan militer setelah penyerbuan itu. Turki juga dua kali menolak permohonan pesawat militer Israel menggunakan wilayah udaranya.

Setelah serangan itu, Mesir, yang mencapai perdamaian dengan Israel pada 1979, membuka perbatasan Rafah-nya untuk mengizinkan konvoi bantuan memasuki wilayah Gaza -- kalangan luas melihatnya sebagai upaya untuk menangkal kecaman-kecaman atas peranan Mesir dalam blokade itu.

Kairo, yang berkoordinasi dengan Israel, hanya mengizinkan penyeberangan terbatas di perbatasannya sejak Hamas menguasai Gaza pada 2007.

Di bawah tekanan-tekanan yang meningkat, Israel kemudian meluncurkan penyelidikan bersama dua pengamat internasional atas serangan itu. Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon mendorong penyelidikan terpisah PBB dengan keikutsertaan Israel dan Turki.

Israel juga mengendurkan blokade terhadap Gaza dengan mengizinkan sebagian besar barang sipil masuk ke wilayah pesisir tersebut.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina sempat terpecah menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris sebagai alasan untuk tidak mengakui hak politik Hamas.*
SUMBER
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Copas 4 Islam - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template