Headlines News :
Home » » Orang Musyrik Juga Berdoa Kepada Allah Saat Ditimpa Kesulitan

Orang Musyrik Juga Berdoa Kepada Allah Saat Ditimpa Kesulitan

Written By ASEP KUMIS on Kamis, 28 Juli 2011 | 7/28/2011 03:36:00 AM

Oleh: Badrul Tamam          

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Sudah semestinya saat menghadapi berbagai kesulitan dan cobaan, ketakutan dan kecemasan, manusia kembali kepada Allah dan berdoa kepada-Nya. Karena Dia semata Tuhan yang sebenarnya. Tidak tuhan yang hakiki dan menguasai segala urusan di langit dan di bumi kecuali Hanya Dia. Tidak ada sesuatu yang terjadi kecuali dengan kehendak-Nya Subhanahu wa Ta'ala. Dia berfirman,

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَى وَأَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala suatu." (QS. Al-Hajj: 6)

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
"Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. Al-Hajj: 6)

Allah adalah Ilaah (Tuhan) yang sebenarnya (hak), maknanya: Tidak ada peribadahan yang boleh diberikan kepada selain-Nya. Jika itu ada maka peribadahan itu adalah batil. Karena Dia-lah pemilik kekuasaan yang agung. Apa saja yang dikehendaki oleh-Nya, pasti ada dan terjadi. Sebaliknya, yang tak dikehendaki-Nya, maka tak akan pernah ada dan tak akan pernah terjadi. Dan semua selain Dia, butuh kepada-Nya. Maka segala sesuatu yang disembah selain Allah dan dijadikan tandingan bagi-Nya dalam segala urusan -di antaranya menetapkan syariat dan aturan hidup-, dan disembah selainnya, maka semua itu adalah batil.

Orang Musyrik Juga Berdoa Kepada Allah Saat Ditimpa Kesulitan

Mengakui akan Rububiyah Allah merupakan bagian dari fitrah yang manusia diciptakan di atasnya. Tidak mengingkarinya kecuali orang kafir dan zalim. Namun, walau demikian, di saat terpepet dan terjepit ia kembali mengakui kekuasaan Allah Ta'ala. Itulah yang terjadi pada Fir'aun menjelang kematiannya dan keyakinan kaum musyrikin jahiliyah. Terdapat beberapa ayat menerangkan tentang mereka yang mengikhlaskan doa dan ketaatan kepada Allah saat kondisi seperti itu. Walau saat mereka dalam kondisi lapang, mereka ingkar kepada Allah, mendustakan ayat-ayat-Nya dan menentang Rasul-Nya.

 فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

"Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)." (QS. Al-Ankabut: 65)

Allah mengabarkan tentang kaum musyrikin saat mereka berada dalam kesulitan, berada di atas bahtera yang diterjang badai dan ombak menggunung yang hampir-hampir menenggelamkan kapal mereka. Saat itu mereka takut sekali akan tenggelam dan binasa. Mereka sadar akan kelemahan dirinya untuk melawan badai tersebut, maka segeralah mereka berdoa kepada pencipta langit dan bumi, Allah Maha Kuasa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Mereka tinggalkan segala tuhan yang pernah mereka adakan sebelum itu. Namun, sikap ikhlash ini tidak kontinyu. "Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)."

Saat Allah sudah selamatkan mereka dengan menghilangkan kesulitan dan ketakutan dari diri mereka, maka mereka kembali menyekutukan-Nya, ingkar kepada-Nya, dan mendustakan ayat-ayat-Nya. Sebagaimana firman Allah yang lain,

وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الْإِنْسَانُ كَفُورًا

"Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia.  Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih." (QS. Al-Isra': 67)

Maksudnya, mereka lupa dari ketauhidan yang pernah mereka tegakkan kepada Allah saat di laut dan berpaling dari mentauhidkan-Nya dalam berdoa saat sudah di daratan. Dan itu bagian dari karakter buruk manusia, cepat melupakan nikmat dan bersegera ingkar kepadanya, kecuali orang-orang yang Allah lindungi.

Dikisahkan oleh Ikrimah bin Abu Jahal, ia meninggalkan kota Makkah saat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menaklukan kota kelahirannya itu. Ia pergi melarikan diri ke negeri Habasyah dengan menggunakan kapal. Tiba-tiba kapalnya diombang-ambingkan oleh badai, lalu sebagian orang yang bersamanya berkata: "Wahai kaum, ikhlaskan doa kalian kepada Tuhan kalian (Allah)!. Sesungguhnya tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian dari badai ini kecuali Dia." Lalu Ikrimah berkata pada dirinya, "Demi Allah, jika tidak ada selain Dia yang bisa menyelamatkan di lautan, maka sungguh tidak ada penyelamat di daratan kecuali Dia juga. Ya Allah, aku berjanji kepada-Mu, jika aku selamat dari laut ini, niscaya aku akan pergi dan aku akan letakkan tanganku ke tangan Muhammad, dan aku akan mendapatkan dirinya sebagai seorang yang santun lagi penyayang."

Lalu mereka mereka-pun keluar (selamat) dari lautan, kemudia Ikrimah kembali kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan memeluk Islam dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah memberikan keridhaan kepada Ikrimah bin Abu Jahal, amiin! (Dinukil dari Tafsir Ibnu Katsir, QS. Al-Isra': 67 dan al-Ankabut: 65)
. . . mereka lupa dari ketauhidan yang pernah mereka tegakkan kepada Allah saat di laut dan berpaling dari mentauhidkan-Nya dalam berdoa saat sudah di daratan. . .
. . bagian dari karakter buruk manusia: cepat melupakan nikmat dan bersegera ingkar kepadanya, kecuali orang-orang yang Allah lindungi. . .

Iblis Juga Menyeru dan Berdoa Kepada Allah

Selain menceritakan kaum musyrikin yang berdoa kepada Allah, Al-Qur'an juga menceritakan musuh bebuyutan umat manusia, Iblis laknatullah 'alaih yang berdoa dan memohon kepada-Nya. Yaitu saat sesudah Iblis diusir dari surga, dia memohon kepada Allah penciptanya dan pencipta semua makhluk, agar memberikan kehidupan abadi untuknya hingga hari kiamat.

قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

"Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan"." (QS. Al-Hijr: 36 dan Shaad: 79)

Keyakinan Iblis dalam hatinya akan Rububiyyah Allah sebagai pencipta, pemberi rizki, yang menghidupkan, mematikan dan mengatur alam semesta sesuatu yang nyata. Lalu keyakinannya ia buktikan dengan permohonan melalui lisannya kepada Allah agar diberi hidup dan tangguh hingga hati kehancuran alam semesta, serta diizinkan oleh-Nya agar tetap mendapat rizki, memiliki kekuatan hingga akhir zaman untuk menyesatkan umat manusia. Kemudian Allah mengabulkan permohonannya bukan sebagai pemuliaan baginya, tapi sebagai bentuk istidraj dan sebagai ujian dan cobaan bagi umat manusia agar jelas siapa yang benar imannya dan taat kepadanya, serta siapa yang durhaka kepada-Nya?

Walau memiliki keyakinan semacam itu dan dikabulkan doa yang ia panjatkan kepada Allah Ta'ala, bukan berarti Iblis makhluk mulia, beriman dan bertakwa. Bahkan sebaliknya, ia menjadi nenek moyang berbagai kekafiran dan kedurhakaan. Menjadi pemimpin orang-orang sombong dan pembangkang dari tunduk dan patuh terhadap ketetapan hukum-Nya yang bersifat syar'i. Kesombongan dan pembangkangan Iblis yang pertama kali adalah tidak mau tunduk dan patuh kepada perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam yang diciptakan dari tanah.

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

"Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah"." (QS. Al-A'raf: 12)

"Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah"." (QS. Shaad: 75-76)

Sehingga Allah menyebutnya sebagai makhluk sesat dan kafir yang akan abadi di dalam neraka. Allah Ta'ala berfirman,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 34)           

Maka, pada beberapa hari yang lalu, tepatnya saat diadakannya RAKORNAS (Rapat Koordinasi Nasional) partai pemenang pemilu pada 2009 lalu, marak spanduk bertuliskan kalimat doa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,  di antaranya: "Ya Allah, jauhkanlah kami dari fitnah-fitnah yang keji dan upaya memecah belah kami." (detik: Senin, 25/07/2011 11:31 WIB, Laporan Khusus, Pembersihan Demokrat
Pesan Terselubung SBY Pada Anas
)

Spanduk lain yang berisi doa, berbunyi: "YA ALLAH, JAUHKAN KAMI DARI FITNAH, BURUK SANGKA & ADU DOMBA" (monitorindonesia.com/Friday, July 22, 2011)
Rakornas dengan spanduk yang ramai berisi doa istighatsah (agar dihindarkan dari berbagai musibah dan cobaan) bukan tidak ada sebab. Sebagaimana diketahui PD sedang digoyang oleh nyanyian mantan Bendahara Umumnya, M. Nazarudin. Dalam pelariannya, Nazar mengungkap beberapa kasus yang mencoreng wajah besar partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Apalagi, beberapa tudingan penerimaan suap ditujukan secara menohok kepada pemimpin umumnya.
Seperti yang diakui oleh ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, rakornas Partai demokrat tahun ini terasa sangat istimewa, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. "Karena selain menjadi kegiatan, rapat koordinasi nasional tahun ini diselenggarakan bersamaan dengan situasi di mana Partai Demokrat mendapatkan tantangan dan ujian," kata politikus muda di saat memberikan sambutan pada pembukaan rakornas Partai Pemenang Pemilu 2009 di Sentul.

Tidak lantas, bahwa orang-orang yang memanjatkan doa tersebut, adalah yang sangat beriman dan bertakwa. Kalau mereka meyakini dalam hati mereka sama seperti keyakinan kaum musyrikin dan Iblis, sementara tidak mau tunduk patuh dengan syariat Allah yang terangkum dalam syariat Islam, maka ia bukanlah mukminun dan muttaqun. Karena iman tidak cukup hanya pengakuan saja. Pada prinsipnya, iman adalah membenarkan kabar berita dan tunduk kepada syari'at. Karena itu, barangsiapa yang dalam hatinya tidak ada pembenaran dan sikap tunduk, maka bukan sebagai seorang muslim. Maka jika orang-orang yang ada dalam partai Demokrat ingin benar-benar menjadi orang-orang mukmin dan bertakwa, tidak ingin seperti orang-orang musyrik dan Iblis, maka haruslah ketundukan kalimat-kalimat doa mereka diikuti dengan ketundukan jiwa dan raga kepada syariat Allah Ta'ala. Jangan tolak syariat! Jangan benci kepada kaum mukminin yang berusaha menegakkan syariat Islam! Jangan membela kaum kafirin dalam memerangi kaum mukminin, karena hal itu menjadi pembatal keimanan. Wallahu Ta'ala a'lam. 



Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Copas 4 Islam - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template