AMBON – Ambon dikabarkan kembali  memanas. Di dalam kota Ambon saat ini mulai kacau. Kosentrasi massa  terlihat di beberapa tempat. Massa kristen kosentrasi di banyak tempat  di dalam kota Ambon. Hingga hari ini Kapolda Maluku belum juga menerima  hasil penyelidikan tim Mabes Polri terkait pemicu kerusuhan di Ambon.  Ironisnya, Komnas HAM sudah keluarkan pernyataan bahwa kerusuhan Ambon  hanya dipicu berita bohong kematian tukang ojek. Sementara itu, kaum  Muslimin Ambon tetap yakin bahwa kematian tukang ojek, Darmin Saiman,  akibat dibunuh, bukan kecelakaan biasa!
   Kondisi Ambon kembali memanas  
Koresponden Arrahmah.com melaporkan dari TKP, bahwa sekitar jam 14.30  WIT, Jum’at (23/9) sempat terjadi ketegangan, sementara sebab-sebabnya  masih belum diketahui. Massa Kristen secara tiba-tiba berkumpul dalam  jumlah besar di beberapa tempat. Menurut sumber Arrahmah.com,  kemungkinan besar massa kristen akan bergerak serentak untuk melakukan  penyerangan terhadap wilayah Islam.
Sementara itu, aparat berkonsentrasi di perbatasan. Kondisi masih  agak memanas, meskipun konsentrasi massa tidak seramai 2 jam lalu, ujar  Koresponden Arrahmah.com dari TKP.
Pengusutan yang tak kunjung selesai
Hingga saat ini, janji untuk mengusut tuntas pemicu kerusuhan Ambon  tidak kunjung ditepati. Kepolisian Daerah (Polda) Maluku hingga kini  belum menerima hasil penyelidikan tim Mabes Polri terkait rusuh Ambon  yang terjadi pada 11 September 2011, sebagaimana diberitakan Siwalimanews.com.
Ironisnya, Komnas HAM melalui ketuanya Ifdhal Kasim menyatakan  kerusuhan Ambon dipicu oleh berita bohong tentang kematian tukang ujek  Muslim, Darmin Saiman. Komnas HAM juga mengklaim kerusuhan Ambon dipicu  oleh provokasi bernuansa SARA. Pernyataan Komnas HAM ini dkutip The Jakarta Post, Selasa (20/9/2011).
Ahmad Latuconsina, seorang warga Kampung Waringin, Ambon membantah  keterangan ketua Komnas HAM tersebut dan menilainya sebagai sebuah  kebohongan. Ahmad Latuconsina, mengenal betul sosok Darmin Saiman, yang  tewas di kampung Kristen, Gunung Nona, sehingga membantah pernyataan  Ifdhal Kasim dengan memaparkan fakta-fakta bahwa Darmin Saiman, tukang  ojek tersebut, betul-betul tewas di bunuh di kampung Kristen, basis RMS.
Selain itu, Ahmad Latuconsina juga menilai bahwa pernyataan Komnas  HAM tidak netral alias subyektif. Dirinya menghimbau agar Komnas HAM  bijak dan mau mengungkapkan fakta-fakta yang sebenarnya, untuk  menciptakan perdamaian di Ambon.
Ahmad juga menilai, klaim keliru soal penyebab kematian Darmin Saiman hanya sebagai upaya lari dari tanggung jawab.
“Mereka lari dari tanggungjawab dengan menyatakan Darmin murni  kecelakaan. Karena kalau Darmin dinyatakan dibunuh, maka aparat keamanan  harus mencari pelaku pembunuhnya,” jelasnya. “ Mencari pembunuhnya di  Gunung Nona atau Kuda Mati kan susah. Basisnya RMS itu.,”
Ahmad menambahkan, kalau ingin mewujudkan perdamaian yang sebenarnya,  maka harus diusut tuntas dan diungkap kejadian sebenarnya dan jangan  ditutup-tutupi. Kalau tidak, maka hanya perdamaian semu saja yang akan  terjadi.
“Jangan seperti itulah Komnas HAM. Mereka harus berdiri di  tengah. Kalau salah ya bilang aja salah. Masyarakat ini kan nggak pingin  sesuatu yang busuk itu ditutup-tutupi terus. Dari tahun 1999 sampai  2011 ini mana ada kejadian sebenarnya yang diungkap? Makanya perdamaian  yang terjadi ya hanya perdamaian yang semu saja, karena kejadian yang  sebenarnya tidak pernah diungkap.”
Wallahu’alam bis showab!
sumber 
Home »
Ambon Terkini
 » Ambon kembali memanas, komnas HAM subyektif ?
Ambon kembali memanas, komnas HAM subyektif ?
Written By ASEP KUMIS on Sabtu, 24 September 2011 | 9/24/2011 02:46:00 AM
Label:
Ambon Terkini
 


 
 
 
 
 
 
