JAKARTA - Iktikad Amerika Serikat dalam menyikapi upaya Palestina mendapatkan pengakuan sebagai anggota penuh PBB masih dipertanyakan. Hal itu disebabkan standar ganda yang biasa diterapkan oleh Negeri Paman Sam itu dalam menyikapi berbagai isu di Timur Tengah.
"Amerika langsung menunjukkan dukungan politiknya saat Libya, Mesir, Tunisia dan Suriah berupaya menggulingkan pemerintah mereka yang otoriter. Namun, kemungkinan Amerika menggunakan veto terhadap proposal Palestina, masih dipertanyakan," ujar Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Makarim Wibisono, dalam presentasinya di Caraka Loka Building Kementerian Luar Negeri.
Jika Amerika menggunakan vetonya, maka hal itu akan bertentangan dengan prinsip demokrasi yang selalu didengungkan oleh negara itu. Upaya kemerdekaan Palestina dan proses demokratisasi yang sedang berkembang di Timur Tengah akhir-akhir ini merupakan momentum untuk menciptakan situasi politik yang lebih sehat di kawasan tersebut.
Akan tetapi, kata Makarim, Amerika sepertinya masih memikirkan kalkulasi politik terhadap dua isu strategis. Pertama adalah soal keamanan global (global security). Isu yang kedua adalah hubungannya dengan Israel.
Kemerdekaan Palestina memiliki peluang besar bagi terciptanya situasi politik yang stabil di Timur Tengah. Namun jika rakyat Palestina memperoleh kedaulatan penuh, Amerika harus berhadapan dengan beberapa tuntutan Israel yang harus dipenuhi oleh Palestina. Beberapa tuntutan Israel tersebut di antaranya adalah penyelesaian masalah tapal batas kedua negara (Israel-Palestina), status kota Yerusalem dan pemulangan para pengungsi Palestina.
sumber
"Amerika langsung menunjukkan dukungan politiknya saat Libya, Mesir, Tunisia dan Suriah berupaya menggulingkan pemerintah mereka yang otoriter. Namun, kemungkinan Amerika menggunakan veto terhadap proposal Palestina, masih dipertanyakan," ujar Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Makarim Wibisono, dalam presentasinya di Caraka Loka Building Kementerian Luar Negeri.
Jika Amerika menggunakan vetonya, maka hal itu akan bertentangan dengan prinsip demokrasi yang selalu didengungkan oleh negara itu. Upaya kemerdekaan Palestina dan proses demokratisasi yang sedang berkembang di Timur Tengah akhir-akhir ini merupakan momentum untuk menciptakan situasi politik yang lebih sehat di kawasan tersebut.
Akan tetapi, kata Makarim, Amerika sepertinya masih memikirkan kalkulasi politik terhadap dua isu strategis. Pertama adalah soal keamanan global (global security). Isu yang kedua adalah hubungannya dengan Israel.
Kemerdekaan Palestina memiliki peluang besar bagi terciptanya situasi politik yang stabil di Timur Tengah. Namun jika rakyat Palestina memperoleh kedaulatan penuh, Amerika harus berhadapan dengan beberapa tuntutan Israel yang harus dipenuhi oleh Palestina. Beberapa tuntutan Israel tersebut di antaranya adalah penyelesaian masalah tapal batas kedua negara (Israel-Palestina), status kota Yerusalem dan pemulangan para pengungsi Palestina.
sumber
